Jika Anda pernah bertanya-tanya tentang pentingnya mengaktifkan mobile learning, berikut adalah statistik yang menarik dari Statista untuk Anda ketahui bahwa sekitar 3.8 miliar orang menggunakan smart phone di seluruh dunia, dan itu berarti lebih banyak orang yang kemungkinan akan menghabiskan waktu didepan smart phone dibandingkan beraktivitas lain.
Semakin banyak penggunaan seluler berarti orang menghabiskan lebih banyak waktu di perangkat seluler untuk memperoleh pengetahuan dengan kata lain, untuk belajar. Menurut TNS global, kaum milenial menggunakan ponsel cerdas mereka hampir tiga setengah jam per hari. Mereka menggunakan perangkat seluler paling banyak dari semua kelompok usia.
Sedangkan Baby boomer menggunakan ponsel mereka selama satu setengah jam sehari, dan itu banyak waktu untuk melakukan pembelajaran yang serius. Dari Gen Z juga tidak kalah menarik. Menurut studi dari Emerging Strategy, 70% siswa K-12 mengatakan bahwa mereka lebih termotivasi untuk belajar saat menggunakan perangkat seluler.
Mobile learning adalah tentang akses mudah dan fleksibilitas. Jika dapat dimanfaatkan secara efektif, ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan membantu meningkatkan kinerja dan keterlibatan pelajar ataupun bagi karyawan di perusahaan — saat ini, siswa dan karyawan ingin dapat mengakses pembelajaran kapan pun mereka mau dan menggunakan perangkat apa pun yang mereka pilih.
Cara Memulai Untuk Menjalankan Metode Mobile Learning
1. Pikirkan "Go Mobile"
Mentalitas yang mengutamakan seluler adalah tentang secara proaktif memastikan semua pengalaman belajar yang penting dibuat dan dioptimalkan untuk perangkat seluler. Fokus pada penerapan strategi pembelajaran yang mudah diakses, tetapi juga membuat pembelajaran secara keseluruhan lebih menarik.
2. Gunakan desain web/sistem yang responsif
Desain web/sistem yang responsif adalah tentang kegunaan untuk menjangkau setiap pelajar. Desain ini dapat melakukan menyesuaikan dengan perangkat pelajar, dengan ini akan memungkinkan pelajar dan pengajar mengakses materi dari perangkat apa pun terlepas dari sistem operasinya. Ini juga akan memungkinkan pelajar untuk memulai aktivitas di laptop mereka dan dengan mudah beralih ke tablet atau smartphone mereka tanpa kesulitan.
Desain responsif membuat sistem Anda "selalu mengikuti perkembangan zaman". Perangkat baru yang diperkenalkan ke pasar akan semakin canggih dan menyesuaikan kebutuhan, yang memungkinkan lembaga Anda menerapkan strategi pembelajaran Bring Your Own Device (BYOD). Dengan penerapan ini, pelajar dapat tetap megikuti pembelajaran dengan device apa pun baik besar maupun kecil, HD atau SD dan sebagainya.
3. Buat aplikasi mobile
Aplikasi mobile dapat membantu pengalaman belajar yang lebih menarik dengan menempatkannya dalam konteks seluler dan memanfaatkan fungsi seperti pemberitahuan, layanan berbasis lokasi maupun untuk pembaruan informasi apa pun. Jika Anda menggunakan aplikasi dalam lingkungan belajar, aplikasi tersebut tidak boleh mereplikasi seluruh pengalaman belajar siswa. Artinya, Anda tetap harus fokus pada alur pembelajaran tertentu yang sebagian besar dapat dimanfaatkan oleh pelajar dalam konteks seluler, memungkinkan siswa dan instruktur untuk berinteraksi dengan konten, tugas, penilaian, dan lainnya.
4. Gunakan format file universal
Jika Anda ingin menjangkau semua pelajar, Anda perlu memastikan mereka semua dapat membuka konten Anda. Pastikan untuk mendistribusikan konten Anda menggunakan format file universal yang dapat dibuka siapa pun di perangkat apa pun. File Mac Keynote, misalnya, mungkin tidak terbuka di perangkat Android, tetapi PDF akan terbuka di keduanya. Selain itu, saat mengompresi sekumpulan dokumen materi ke dalam file Zip mungkin membuatnya nyaman untuk mengunduh semua materi sekaligus, beberapa pelajar mungkin tidak dapat menelusuri file di dalam file Zip di perangkat seluler mereka.
Ilustrasi (c) Unsplash.com