Return to site

4 Hal Yang Dapat Dipelajari Dari e-Commerce Untuk Memaksimalkan e-Learning

· e-Learning Indonesia

Kita hidup di dunia yang kini semakin didorong oleh kehadiran e-commerce, di mana hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari memesan tiket kereta hingga memesan makan malam melalui layanan online. Tetapi, meskipun perdagangan digital kini sudah semakin meningkat, hal berbeda terjadi pada dunia pendidikan di mana, pendidikan tinggi sangat lambat dalam mengadopsi e-learning untuk memaksimalkan pendidikan seperti yang terjadi pada e-commerce yang terbukti mampu meningkatkan penjualan melalui sarana digital.

Ekonomi dibidang pengetahuan dapat menjadi dunia bisnis online yang besar. Orang-orang di seluruh dunia menghabiskan uang untuk memperoleh pengetahuan baru melalui media digital secara perlahan. Hal ini mulai dirasakan di Indonesia sejak adanya era warnet (warung internet) yang tersebar sebelum era smartphone. Hal ini dilakukan oleh sebagian orang untuk mulai mengembangkan keterampilan khusus atau bahkan hanya untuk pengalaman baru dalam hidupnya dalam berpartisipasi pada dunia maya.

Pasar untuk metode pembelajaran baru melalui media digital kini sudah dilakukan revolusi bersama yang bersifat global semenjak terjadinya wabah COVID-19. Meskipun pada dasarnya e-Learning seharusnya sudah bisa diterapkan jauh sebelum ada COVID atau ketika kita semua sudah mulai diperkenalkan dengan Revolusi Industri 4.0. Berikut adalah empat hal yang dapat dipelajari dari e-commerce, oleh lembaga pendidikan tinggi agar mereka berhasil memanfaatkan ekonomi pembelajaran online yang maksimal.

1. Membuat strategi implementasi sama halnya dengan strategi pada e-commerce

Agar pemanfaatan online system pada dunia pendidikan yang berhasil, maka lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, juga harus mengembangkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk membangun dan memaksimalkan pendidikan online yang efektif. Mereka harus mmebuat rencana implementasi, meluncurkan strategi pembelajar digital yang harus difokuskan dan membangun tim internal yang dapat mengidentifikasi peluang dan memanfaatkan berbagai teknologi yang diperlukan untuk membuat inisiatif e-Learning yang berhasil.

2. Membangun kesadaran akan kualitas pendidikan online selayaknya pengembangan kesadara merek secara online yang dilakukan oleh e-commerce

Lembaga perlu mempelajari cara menjadi “retailer” abad ke-21. Ini berarti merangkul Google Ads, pengoptimalan mesin telusur (SEO), bayar per klik (PPC), dan banyak strategi pemasaran digital lainnya. Saat pasar mulai meluas secara geografis, pengetahuan dan perhatian pelajar tentang institusi pendidikan tinggi menjadi lebih terfokus pada apa yang mereka kumpulkan dari web dan apa yang ditulis siswa lain dalam kursus dan ulasan yang didapat lebih mudah untuk ditemukan oleh siapa pun yang melakukan pencarian. Sehingga akan menjadi lebih penting bagi institusi pendidikan untuk mengadopsi praktik yang baik untuk membangun merek mereka secara online. Untuk itu, lembaga pendidikan harus mengembangkan keahlian pemasaran digital internal.

3. Ciptakan pengalaman pengguna yang menarik

Pengalaman pengguna yang menarik dan mudah digunakan adalah bagian yang sangat penting dari inisiatif e-commerce yang sukses. Agar institusi pendidikan juga berhasil dalam meningkatkan kursus online, proses aplikasi mereka juga harus dilakukan dengan baik, efisien dan sesederhana mungkin.

Menawarkan saran tepat waktu adalah komponen kunci lain dari pengalaman pengguna yang menarik. Dengan berbagi informasi dan saran penting pada calon siswa baru, bahkan dengan memungkinkan percakapan dua arah secara online, universitas dapat membuat siswa tetap terlibat dalam proses yang mudah dan menarik tanpa harus takut dalam mencapai proses pendidikan yang maksimal.

4. Tidak ada batas apa pun

Dengan e-Learning, tidak ada batasan geografis yang dihadapi oleh siswa dan pengajar. E-Learning adalah produk 'digital native' dan itu berarti kursus elearning benar-benar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. e-Learning diharapkan menjadi bisnis multi-miliar dolar, diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 7,2% hingga mencapai $ 325 miliar pada tahun 2025.

Seperti sektor industri lainnya, akan ada start-up baru yang agresif, teknologi yang mengganggu, dan kekuatan super baru yang muncul pada bisnis ini. Jika institusi memainkan kartu e-learning mereka dengan benar, ini dapat membantu sektor pendidikan tinggi di tahun-tahun mendatang agar lebih mirip Silicon Valley daripada hanya sebatas impian.

Ilustrasi (c) Unsplash.com