Return to site

Metode Pembelajaran Non-Tradisional Adalah Hal Yang Normal

· e-Learning Indonesia

Dalam proses pembelajaran secara tradisional, kita akan selalu mengalami situasi di mana pelajar dan pengajar bertemu dan bertatap muka secara langsung di dalam ruang kelas. Hal ini merupakan kegiatan normal yang diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Sebelum adanya pandemi COVID-19, proses pembelajaran non-tradisional yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia seperti menjadi kondisi baru dalam dunia pendidikan. Bahkan, sebagian dari orang tua menilai bahwa metode pembelajaran tersebut adalah sesuatu yang tidak biasa atau tidak normal. Padahal, jika kita mengetahui proses belajar di negara lain yang sudah tidak 100% menjalankan metode pembelajaran tradisional, apa yang terjadi di Indonesia seperti saat ini merupakan hal yang normal.

Mengapa kami menyebutkan metode pembelajaran non-tradisional seperti e-Learning, blended learning, flipped learning adalah hal yang normal? Karena semua proses belajar ini merupakan proses penyampaian materi dengan cara yang sama dengan apa yang dilakukan di sekolah-sekolah secara tradisional. Yang membedakan adalah media dan metode penyampaian materi yang diberikan oleh pengajar dan bagaimana para pelajar menerima materi tersebut.

Wali murid/mahasiswa percaya bahwa proses belajar non-tradisional hanya akan mengurangi nilai dan penerimaan materi dari para pelajar yang kurang maksimal. Kenyataannya, metode pembelajaran non-tradisional ini jauh lebih efektif untuk diterapkan untuk menghasilkan pemahaman pelajar terhadap suatu materi menjadi lebih mudah dan kesempatan interaksi antara pengajar dan pelajar lebih panjang dibandingkan metode pembelajaran yang ada saat ini.

Contohnya, ketika ada pelajar yang juga harus bekerja untuk membiayai pendidikannya, mereka akan memiliki kesempatan tidak lulus kuliah/sekolah jika lembaga pendidikan mempertahankan metode pembelajaran tradisional. Karena, sudah pasti waktu bekerja yang kini menjadi tanggung jawabnya tidak bisa ditinggalkan untuk hadir ke sekolah/kampus. Kesenjangan ini membuat pelajar memilih untuk berhenti kuliah/sekolah. Sungguh ironi mereka yang harus menempuh pendidikan lebih tinggi harus merelakan pendidikannya karena pihak sekolah hanya menerapkan metode pembelajaran tradisional yang mewajibkan pelajar untuk selalu datang ke kelas.

Berbeda dengan metode belajar modern seperti e-Learning dan Blended learning di mana pelajar dapat mengikuti materi pendidikan sesuai dengan waktu yang mereka miliki dan mengikuti ujian sebagaimana mestinya ketika sudah dibutuhkan. Dari sini, proses belajar tetap berjalan dan mereka juga tidak perlu mengorbankan satu diantara memilih kuliah/sekolah atau bekerja. Dari sini sudah jelas bahwa belajar dengan metode non-tradisional saat ini merupakan hal yang wajar dan normal. Lembaga pendidikan harus berani mengambil sikap untuk menerapkan metode pembelajaran modern guna menjaga masa depan pelajar-pelajarnya tetap dapat mengikuti pendidikan sebagaimana mestinya.

Ilustrasi (c) Brightspaceindonesia.com