Return to site

Ini Panduan Untuk Menjalankan Video Learning Di Sekolah Anda

· Tips Belajar

Saat ini, manfaat menggunakan video dalam pembelajaran sudah jelas. Dari flipped room hingga model blended learning atau tradisional, menggunakan video dalam pembelajaran dapat mengubah pengalaman mengajar bagi pendidik dan siswa. Faktanya, 93% siswa setuju bahwa perguruan tinggi dan universitas harus menyediakan sumber daya pengambilan kuliah dan 68% institusi mengatakan pengambilan kuliah adalah bagian penting dari rencana mereka untuk menyampaikan konten instruksional. Namun ada kesenjangan dalam cara penggunaan video dalam pembelajaran. Survei yang sama menunjukkan bahwa hanya 16% institusi yang menganggap layanan perekaman video mereka "sangat baik".Namun, Anda harus ingat juga bahwa video hanyalah media untuk pembelajaran dan yang penting adalah instruksi dan strategi pembelajaran yang menyertainya. Jadi, bagaimana Anda secara efektif memperkenalkan video ke dalam pengalaman belajar? Ini jawabannya untuk Anda! 1. Jangkau Lebih Banyak Siswa Menambahkan elemen video dapat membantu mengurangi kejenuhan karena kuliah yang panjang dan monoton, tetapi mengambil satu langkah lebih jauh dan merekam keseluruhan kuliah dalam video dapat menjadi sumber yang berharga bagi siswa. Memberikan materi kuliah melalui video menawarkan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi untuk pelajar. Siswa memiliki kebebasan untuk menghadiri kelas secara langsung atau melihat rekaman di waktu lain yang sesuai dengan jadwal mereka. Mereka lebih diaktifkan untuk mengulas kuliah saat belajar atau mengejar materi yang terlewat. Video memberikan jalan yang berbeda, dan bisa menjadi lebih efektif, untuk mengonsumsi materi yang harus diterima oleh siswa yang mungkin mendapat manfaat dari media alternatif, atau mereka yang masih mengembangkan strategi pembelajaran, seperti manajemen waktu dan keterampilan menulis. Namun, agar menjadi alat pengajaran yang efektif, video juga harus dapat mengakomodasi gaya belajar yang berbeda. Solusi video yang berfokus pada pembelajaran harus dapat mendukung penguatan berbasis teks dan alat bantu visual seperti subtitle dan slide untuk konten video. Siswa tidak hanya dapat mencari video dengan mudah, tetapi juga menerima materi melalui video tersebut dengan baik. Misalnya, teks yang disertakan dalam alat bantu visual harus dapat ditelusuri sehingga topik atau konsep tertentu dapat diakses dengan cepat, tanpa harus membaca seluruh video. 2. Jadikan video sebagai alat bantu percakapan atau dengan metode pembelajaran dalam bentuk percakapan Penting untuk disadari bahwa video kuliah satu arah bukanlah video utama dalam pendidikan. Untuk benar-benar mempromosikan lingkungan belajar yang terbuka dan kolaboratif, komunikasi dua arah adalah suatu keharusan. Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa 73% siswa Gen-Z mencantumkan alat konferensi web sebagai salah satu alat EdTech paling bermanfaat yang tersedia. Mari kita kembali ke sekitar 10 tahun yang lalu, ketika rekaman kuliah yang direkam secara online masih dalam tahap awal. Satu studi menemukan bahwa, dari sudut pandang siswa, tantangan yang paling sering dikutip tentang penggunaan video dalam pembelajaran adalah kurangnya kesempatan interaksi yang memadai dengan instruktur. Mungkin karena kesenjangan ini, pada tahun 2014, 73% institusi pendidikan tinggi melaporkan bahwa konferensi web adalah masalah yang sangat penting untuk perencanaan TI mereka selama dua hingga tiga tahun ke depan. Sekarang, kita telah sampai pada saat rencana tersebut mulai membuahkan hasil. Hal yang sama juga terjadi dalam dunia pembelajaran korporat. Sebuah survei terhadap karyawan menemukan bahwa 72% percaya bahwa video langsung memiliki kekuatan untuk mengubah cara mereka berkomunikasi di tempat kerja dan hampir 70% berpendapat bahwa peningkatan penggunaan percakapan video akan membantu retensi karyawan di organisasi. 3. Mempersonalisasikan dengan memberikan umpan balik untuk pelajar berbasis video Akhirnya, solusi yang benar-benar kuat untuk pendidikan harus mampu memberikan umpan balik berbasis video sebagai pengganti, atau sebagai tambahan, komentar berbasis teks. Mengapa? Karena siswa mendapatkan keuntungan dari masukan berbasis video jika dipersonalisasi dan khusus untuk mereka. Mereka juga menafsirkan umpan balik sebagai tambahan nilai konstruktif ketika mereka dapat melihat ekspresi wajah atau mendengar emosi dalam suara dari pengajar/dosen. Ada sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah universitas Australia yang mengamati dampak video pendek berbasis webcam sebagai alternatif dari umpan balik tertulis standar pada tugas. Studi tersebut menemukan bahwa 98% dari komentar siswa "sangat positif tentang umpan balik berbasis video," dan 91% siswa suka menerima umpan balik video dan percaya itu harus dilanjutkan. Kesimpulannya adalah! Untuk memberikan pengalaman belajar yang efektif menggunakan video, solusi video yang berfokus pada pendidikan yang ideal harus menggabungkan ketiga alat ini: • Rekaman materi, • Komunikasi dua arah, dan, • umpan balik video. Dan daripada membiarkan pengajar menyusun materi dengan solusi berbeda yang mungkin berbeda pula dari tiap materi, teknologi ini harus terintegrasi dengan sistem manajemen pembelajaran (LMS). Artikel ini ditayangkan pertamakali di https://www.d2l.com/blog/3-ways-video-in-learning/