Return to site

Budaya Sekolah/Kampus Bagi Pelajar

· Sistem LMS Indonesia

Jika ada satu hal yang dapat disepakati oleh sebagian besar lembaga pendidikan, budaya sekolah/kampus yang positif adalah elemen kunci untuk kesuksesan pembelajaran. Budaya lembaga yang kuat membantu pelajar merasa terhubung lintas lokasi geografis, mendorong loyalitas pelajar, dan mendukung tujuan spesifik untuk setiap pelajar dan lembaga Anda secara keseluruhan. Faktanya, budaya sekolah/kampus dapat berdampak langsung pada pertumbuhan lembaga, kualitas materi, produktivitas, dan tingkat kualitas pelajar.

Jika Anda belum mempertimbangkan atau membangun budaya sekolah/kampus yang kuat dalam lembaga Anda, sekaranglah waktunya untuk melakukannya. Lanskap profesional terus berkembang dalam daya saingnya, dan pelajar menginginkan lebih dari sekadar materi dari lembaga yang mendidik mereka. Lingkungan yang memupuk kolaborasi dan mendukung pelajar di sepanjang siklus hidup pelajar sangat penting untuk mempertahankan bakat terbaik bagi mereka di segala industri dan mendorong pelajar untuk mencapai dan melampaui tujuan yang mereka harapkan. Beruntungnya, rendahnya budaya sekolah/kampus saat ini, hal itu dapat diubah dengan cepat dan efisien dengan pembelajaran dan pengembangan (L&D) yang menarik, dinamis, dan nyaman.

Mengevaluasi budaya di lembaga Anda saat ini

Budaya yang terdapat di lembaga mencakup segala sesuatu mulai dari bagaimana operasi sehari-hari dikelola hingga arus komunikasi antar pelajar serta dengan pengajar. Namun yang terpenting, budaya lembaga berasal dari misi lembaga Anda dan nilai-nilai yang paling penting bagi pelajar, kualitas materi hingga kualitas kinerja pelajar ketika sudah terjun ke lapangan.

Pelajar cenderung memiliki perasaan campur aduk terhadap pengajar dan materi yang mereka dapatkan, bahkan perasaan negatif terhadap sekolah/kampus sering terjadi. Sebagai pembuat keputusan aktif, Anda sebagai pejabat lembaga harus bisa mengambil peran utama dalam mengubah budaya lembaga dengan memberikan pendidikan dan sumber daya yang relevan dan menarik bagi setiap pelajar. Hal ini tidak hanya memungkinkan Anda untuk mendidik dan menanamkan di dalamnya nilai-nilai inti lembaga Anda, praktik dan harapan di sekolah/kampus. Karena keberhasilannya dapat membantu pelajar secara keseluruhan secara konsisten untuk meningkatkan kemampuan dirinya sendiri. Ini juga menawarkan kesempatan untuk berkolaborasi satu sama lain dalam latihan membangun kemampuan pelajar dan pengembangan yang lebih profesional.

Memanfaatkan eLearning untuk Meningkatkan Budaya Lembaga

Mendorong pelajar dan pengajar agar dapat mengerjakan secara teratur dan berkontribusi pada budaya lembaga yang positif dapat menjadi tantangan, terutama selama perubahan tak terduga atau periode yang lebih sibuk atau lebih lambat. Namun, dengan membuat sumber daya untuk pengembangan profesional dan peluang kolaborasi dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan berbagai bentuk eLearning, Anda dapat memberdayakan tpelajar dan pengajar secara lebih efektif. Ini dapat menciptakan proses belajar bagi para pelajar yang lebih menyenangkan, produktif, dan percaya diri yang memahami dan mendukung tujuan lembaga dan secara aktif berkontribusi pada budaya lembaga yang berkembang.

Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System / LMS) memungkinkan Anda memberikan L & D yang nyaman, dapat diakses dan bermanfaat secara terukur yang menghubungkan dan mendukung pelajar dan membantu berkontribusi pada budaya lembaga Anda. LMS yang efektif berpotensi untuk meningkatkan motivasi pelajar di dalam lembaga Anda karena LMS tersebut memicu minat besar dalam program eLearning yang dapat mendukung persatuan lembaga, kepercayaan di sekolah/kampus, dan pada akhirnya berkontribusi pada budaya lembaga yang lebih baik.

Pelajar tidak perlu lagi menghadiri forum pelatihan yang berbeda di berbagai lokasi yang dapat menyita waktu mereka. Cukup dengan bukti pembelajaran dan hasil ujian yang diberikan melalui sertifikat digital sudah dapat menjadi bukti keberhasilan pelajar. Hal ini merupakan metode yang masih jarang dilakukan dan kebanyakan sertifikasi dan pelatihan masih kebanyakan bergantung pada proses tradisional yang menyita banyak waktu pelajar sehingga menjadikan budaya di lembaga Anda tidak efektif, efisien dan gagal memaksimalkan potensi pelajar dikarenakan arus materi dilakukan lebih lambat melalui pelatihan tradisional tersebut.

Ilustrasi (c) Unsplash.com