Return to site

Bagaimana Merancang M-Learning (Mobile Learning)

· e-Learning Indonesia

Langkah pertama untuk memaksimalkan manfaat m-learning adalah membangun kurikulum yang jelas. Tujuan kurikulum ini adalah untuk menciptakan integrasi perangkat yang mulus dengan tujuan pembelajaran. Pemerintah yang berbeda dan organisasi internasional seperti UNESCO sering menerbitkan pedoman yang dapat berguna ketika menguraikan strategi.

Kedua, guru perlu mendidik diri mereka sendiri terus-menerus untuk belajar tentang alat dan bentuk konten terbaru yang dapat mereka gunakan dalam pengajaran mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik untuk memiliki rasa ingin tahu untuk belajar sejak awal. Berpartisipasi secara teratur dalam seminar dan pelatihan lintas sekolah adalah cara yang baik untuk melibatkan guru dengan metode pembelajaran baru dan menyelesaikan pertanyaan atau keraguan mereka.

Gunakan dan optimalkan konten M-learning

Persyaratan pertama dan terpenting untuk m-learning yang efektif adalah memberikan akses ke alat yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan cepat dan efektif. Sistem komunikasi bersama (yang tidak boleh berupa nomor telepon karena masalah privasi), seperti Microsoft Teams atau ruang kelas digital, adalah suatu keharusan. Aplikasi harus diinstal di semua perangkat, dan guru perlu memastikan akses yang sama untuk semua siswa. Selanjutnya, ketika pendidik mengembangkan konten atau materi, mereka perlu mengingat bahwa anak-anak akan mengaksesnya melalui perangkat seluler mereka – jadi menggunakan kode QR atau tautan adalah cara terbaik untuk berbagi materi dengan siswa.

Dibandingkan dengan komputer, mengonsumsi konten melalui smartphone dan tablet terasa dan dimainkan secara berbeda. E-learning sering kali tentang kuliah yang panjang dan terstruktur yang diimbangi dengan diskusi di seluruh kelas. Sebaliknya, m-learning membutuhkan materi yang lebih mudah dicerna dan sesi pembelajaran yang lebih pendek untuk menghindari melihat layar kecil selama berjam-jam.

Selanjutnya, kegiatan yang mengintegrasikan perangkat mobile harus kreatif untuk menjaga motivasi siswa. Paling-paling, siswa selalu berinteraksi dengan dunia nyata—misalnya, melakukan perburuan di sekitar lingkungan sekolah tempat mereka memindai kode QR untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. Dengan cara ini, pendidik melatih berbagai keterampilan secara bersamaan, mulai dari pemecahan masalah hingga komunikasi tim hingga memahami hubungan antara digital dan fisik.

M-learning Adalah Tindakan Menyeimbangkan

Pendidik harus ingat bahwa m-learning tidak akan menjadi obat mujarab untuk semua masalah mereka. Alat pembelajaran seluler dimaksudkan untuk memungkinkan kolaborasi dan menciptakan koneksi di antara anak-anak. Jadi, guru dan keluarga perlu memastikan bahwa siswa mencapai keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di depan layar dan waktu istirahat, untuk mencegah anak-anak merasa lebih terisolasi atau menghadapi masalah konsentrasi.

Terakhir, perlu disebutkan bahwa tidak semua mata pelajaran atau kegiatan sekolah cocok untuk perangkat seluler (seperti kelas olahraga, seni, atau komputer tentang pemrograman dan perangkat lunak yang memerlukan jenis dinamis yang berbeda). Pada akhirnya, pembelajaran seluler tidak akan menggantikan pendidikan seperti yang kita ketahui, tetapi dapat menjadi alat berharga yang akan memperluas dan meningkatkan pembelajaran—dan memungkinkan inklusi yang lebih baik bagi semua siswa.