Return to site

Tips Menggunakan Animasi dalam E-Learning

· e-Learning Indonesia

Dalam e-Learning, Anda sebagai pengajar harus bisa berpikir kreatif, terutama dengan menggunakan animasi sebagai salah satu bagian dari pembelajaran untuk menarik minat pelajar saat mengikuti materi yang harus mereka dapatkan. Dalam beberapa kasus, animasi dapat memudahkan pelajar untuk menerima materi tersebut. Namun, Anda juga harus memperhatikan poin-poin berikut ini agar animasi untuk e-learning Anda berhasil.

1. Fokus pada Topik Tertentu

Yang terbaik adalah menjaga animasi yang Anda sertakan dalam kursus e-learning ke satu topik. Mereka bisa menjadi topik yang kompleks, tetapi Anda harus menghindari mencoba membahas terlalu banyak hal dalam satu animasi. Hal ini untuk memastikan animasi tidak lebih lama dari yang seharusnya, ditambah lagi memberikan pengalaman belajar yang lebih baik karena Anda tidak melemparkan banyak hal pada pelajar sekaligus.

2. Animasi Bukan Tempat untuk Detail

Anda bisa mendapatkan banyak informasi ke dalam animasi, bahkan yang berdurasi kurang dari satu menit. Namun, Anda tidak boleh menambahkan terlalu banyak detail pada suatu topik. Contoh terlalu banyak detail termasuk memiliki banyak teks di layar atau saat animasi terlalu panjang. Pendekatan yang lebih baik untuk topik kompleks yang memerlukan detail adalah dengan menggunakan animasi untuk memperkenalkan konsep, memberikan dasar pemahaman kepada peserta didik. Anda kemudian dapat memperluas lebih lanjut menggunakan jenis konten lain, seperti konten berbasis teks atau video.

3. Pilih Gaya yang Sesuai

Ada berbagai gaya animasi yang dapat Anda sertakan dalam kursus e-learning: 2D, 3D dan sebagainya. Pilih salah satu yang paling sesuai dengan topik yang Anda bahas dan yang juga cocok dengan keseluruhan desain e-learning Anda tentu saja. Ini akan menghindari animasi yang muncul tidak pada tempatnya.

4. Buat Cerita

Animasi bekerja paling baik ketika mereka terlibat dan ketika pelajar dapat berhubungan dengan pelajar lainnya saat menerima materi. Oleh karena itu, ada baiknya membuat cerita dan kemudian menggunakan cerita itu untuk menjelaskan konsep atau topik. Membuat karakter juga dapat membantu dalam hal ini. Contohnya adalah memperkenalkan karakter, menguraikan masalah yang dihadapi karakter, dan kemudian memecahkan masalah menggunakan keterampilan atau informasi yang menjadi topik animasi.

5. Hindari bahasa sehari-hari yang tidak mudah dipahami

Sebaiknya hindari juga bahasa sehari-hari, frasa slang, dan referensi budaya yang tidak dipahami oleh beberapa orang yang menyelesaikan kursus e-learning Anda dan menonton animasi. Sekali lagi, ini memiliki relevansi khusus jika beberapa pelajar Anda berada di lokasi yang berbeda.

6. Sertakan Audio dan Narasi Yang Ideal

Animasi pada dasarnya adalah elemen visual, tetapi mereka bekerja paling baik dengan audio. Ini bisa berarti latar belakang musik, tetapi hasil terbaik biasanya dicapai dengan penyertaan narasi. Naskah narasi dapat membantu proses pembelajaran, menjelaskan dan menambahkan konteks pada informasi yang ada di layar. Menambahkan narasi ke animasi e-learning juga dapat membuatnya lebih menarik dan menarik bagi pelajar.

Satu hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan audio: jangan berlebihan, terutama dengan volume musik latar dan efek suara. Audio yang terlalu banyak, sombong, atau mengganggu tidak pernah bagus.

7. Tambahkan Teks atau Subtitel

Caption atau subtitle memiliki dua tujuan utama. Yang pertama adalah untuk aksesibilitas sehingga pembelajar dengan gangguan pendengaran masih dapat sepenuhnya memanfaatkan animasi. Yang lainnya adalah memberi semua pelajar pilihan untuk menonton animasi tanpa suara. Anda tidak dapat berasumsi bahwa pelajar akan selalu dapat mengaktifkan suara karena mereka mungkin berada di lokasi yang suaranya akan mengganggu. Namun, mereka masih dapat menonton animasi jika memiliki subtitel atau teks.

Ilustrasi (c) Unsplash.com