Return to site

Mencari Solusi Untuk Mengatasi Kesenjangan Keterampilan Pelajar

· e-Learning Indonesia

Pada artikel sebelumnya kami telah membahas tentang bagaimana biaya dan keterbatasan kelas untuk pelajar dapat menjadi masalah yang membuat proses belajar menjadi tidak maksimal. Untuk artikel kali ini, kami akan memberikan masalah lain yang dapat terjadi dan dapat mengakibatnya semakin tidak meratanya kemampuan pelajar yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan (dunia kerja). Kesenjangan keterampilan dapat menjadi salah satu hal yang dapat menjadi masalah serius terhadap pelajar.

Umumnya, kesenjangan ini terjadi ketika biaya akan pendidikan dan penunjang pendidikan seperti les dan lain sebagainya membuat kemampuan pelajar menjadi tidak merata. Bahkan, kesenjangan keterampilan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga terjadi di hampir semua negara. Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun dari pihak lembaga pendidikan, maka selamanya masalah ini akan terus terjadi.

Ditengah tingkat kompetisi bisnis yang semakin meningkat seperti ini, tentu kesenjangan keterampilan yang didapat oleh pelajar ketika sudah lulus akan menciptakan masalah baru bagi mereka. Pasalnya, banyak sekali perusahaan yang mencari lulusan yang terampil namun mereka harus mengeluarkan biaya yang besar, sehingga mereka pun harus mempertimbangkan lebih banyak hal untuk menyelesaikan masalah tersebut. Misal, ketika pelajar merasa memiliki keterampilan yang diinginkan perusahaan, ia meminta gaji yang lebih tinggi karena calon pekerja juga mempertimbangkan banyaknya biaya yang sudah ia keluarkan untuk memenuhi hal tersebut. Di sisi lain, pelajar yang kurang terampil diberikan penawaran gaji yang jauh dari kata layak karena dianggap masih belum memenuhi syarat. Hal ini pun membuat pelajar memilih untuk tidak menerima pekerjaan tersebut karena dianggap tidak seimbang dengan pengeluaran selama menempuh pendidikan.

Guna menyelesaikan kesenjangan keterampilan tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang dapat mempersonalisasikan materi, praktik dan penyesuaian terhadap permintaan perusahaan saat ini. Sebut saja untuk mengisi posisi marketing, calon pekerja saat ini harus memahami bagaimana cara memaksimalkan peluang penjualan melalui social media dan digital marketing. Jika, materi yang didapat di perusahaan hanya berkutat pada materi usang yang tidak disertai dengan materi maupun praktik untuk social media dan digital marketing, tentu lulusan tersebut menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Kehadiran sistem management pembelajaran atau yang dikenal Learning Management System (LMS) dapat menjadi jalan baru bagi lembaga pendidikan untuk melakukan personalisasi pembelajaran kepada pelajar untuk mengurangi kesenjangan keterampilan tersebut.

Ilustrasi (c) Unsplash.com